HALOGEN
Unsur-unsur golongan VIIA disebut halogen. Nama itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti
“pembentukan garam”. Dinamai demikian karena unsur-unsur tersebut dapat
bereaksi dengan logam membentuk garam. Misalnya, klorin bereaksi dengan natrium
membentuk natrium klorida (NaCl), yaitu garam dapur.
Unsur-unsur halogen mempunyai 7 elektron valensi pada
subkulit ns2 np5.
Konfigurasi elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen bersifat sangat
reaktif. Halogen cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan
negatif satu. Semua isotop astatin bersifat radioaktif dan berumur pendek,
sehingga
sifat-sifatnya belum banyak diketahui. Pada pembahasan berikut ini, astatin tidak diikutsertakan.
sifat-sifatnya belum banyak diketahui. Pada pembahasan berikut ini, astatin tidak diikutsertakan.
1.
Sifat-sifat Fisis
Beberapa data fisis
halogen diberikan pada Tabel Sifat-sifat Fisis Halogen.
Sifat
|
Fluorin
|
Klorin
|
Bromin
|
Iodin
|
Nomor atom (Z)
|
9
|
17
|
35
|
53
|
Konfigurasi elektron
|
[He]2s22p5
|
[Ne]3s23p5
|
[Ar]3d104s24p5
|
[Kr]4d105s25p5
|
Titik cair (oC)
|
-220
|
-101
|
-7
|
114
|
Titik didih (oC)
|
-188
|
-35
|
59
|
184
|
Rapatan (g/cm3)
|
1,69 × 10-3
|
3,21 × 10-3
|
3,12
|
4,93
|
Energi pengionan pertama (kJ mol-1)
|
1681
|
1251
|
1140
|
1008
|
Afinitas elektron (kJ mol-1)
|
-328
|
-349
|
-325
|
-295
|
Keelektronegatifan (skala Pauling)
|
4,0
|
3,0
|
2,8
|
2,5
|
Potensial reduksi standar (volt)
X2 + 2e- → 2X-
|
2,87
|
1,36
|
1,06
|
0,54
|
Jari-jari kovalen (Å)
|
0,64
|
0,99
|
1,14
|
1,33
|
Jari-jari ion (X-) (Å)
|
1,19
|
1,67
|
1,82
|
2,06
|
Energi ikatan X-X (kJ mol-1)
|
155
|
242
|
193
|
151
|
a.
Struktur Halogen
Dalam bentuk unsur, halogen
(X) terdapat sebagai molekul diatomik (X2). Molekul X2 dapat mengalami
disosiasi menjadi atom-atomnya.
X2 (g) → 2X (g)
Kestabilan molekul halogen (X2) berkurang
dari Cl2 ke I2. Hal itu sesuai dengan pertambahan
jari-jari atomnya, sehingga energi ikatan dari Cl-Cl ke I-I berkurang (lihat
Tabel Sifat-sifat Fisis Halogen). Akantetapi, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel
Sifat-sifat Fisis Halogen, energi ikatan F-F ternyata lebh kecil daripada
ikatan Cl-Cl. Hal itu terjadi karena kecilnya jari-jari atom fluorin, sehingga
tolak-menolak antarinti atom maupun antarpasangan elektron bebas dalam molekul
F2 menjadi cukup besar. Kecilnya energi ikatan F-F tersebut
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan unsur fluorin sangat reaktif.
b.
Wujud Halogen
Pada suhu kamar, fluorin dan
klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin
berupa zat padat yang mudah menyublim. Pemanasan iodin padat pada tekanan
atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapi langsung menguap (menyublim).
Sama halnya dengan gas mulia, gaya intermolekul dalam halogen adalah gaya-gaya
dispersi. Hal tersebut menjelaskan mengapa titik leleh dan titik didih gas
mulia meningkat dari fluorin ke iodin.
c.
Warna dan Aroma Halogen
Halogen mempunyai warna dan
aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, klorin berwarna hijau muda (“kloros” berarti hijau), bromin berwarna
merah tua, iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua
halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun. Kata klorin, iodin,
dan bromin berasal dari bahasa Yunani yang artinya berturut-turut adalah hijau,
violet (ungu), dan bau pesing (amis).
d.
Kelarutan Halogen
Kelarutan dalam air berkurang
dari fluorin ke iodin. Fluorin tidak sekedar larut dalam air, tetapi segera
bereaksi membentuk HF dan O2. Jadi, dalam larutan tidak terdapat
lagi molekul F2 melainkan HF.
2F2 (g) + H2O
(l) → 4HF + O2 (g)
Klorin dan bromin larut dalam
air, sedangkan iodin praktis tidak reaktif dengan air. Oleh karena molekulnya
bersifat nonpolar, iodin sukar larut dalam air. Meskipun iodin sukar larut
dalam air, ia mudah larut dalam larutan yang mengandung ion iodida (I-)
karena membentuk poliiodida (I3-).
I2 (s) + I-
(aq) ↔ I3- (aq)
Ion poliiodida (I3-) mudah
terurai kembali membentuk I2 sehingga larutan itu bersifat sebagai
larutan I2 biasa.
Larutan halogen juga berwarna.
Larutan klorin berwarna hijau muda, larutan bromin berwarna coklat merah,
sedangkan larutan iodin berwarna coklat.
Oleh karena bersifat nonpolar,
halogen lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti karbon tetraklorida
(CCl4) atau kloroform (CHCl3). Dalam pelarut tak
beroksigen, seperti karbon tetraklorida atau kloroform, iodin berwarna ungu.
2.
Sifat-sifat Kimia
a.
Kereaktifan halogen
Halogen merupakan kelompok
unsur nonlogam yang paling reaktif. Namun demikian, kereaktifannya menurun dari
fluorin ke iodin. Hal itu sesuai dengan keelektronegatifan yang makin kecil
dari fluorin ke iodin. Fluorin adalah yang paling reaktif, dapat bereaksi
dengan hampir semua unsur, termasuk dengan sebagian gas mulia. Berbagai zat
yang tahan api, seperti asbes, terbakar dalam gas fluorin. Sedangkan iodin jauh
kurang reaktif. Reaksi-reaksi iodin seringkali memerlukan pemanasan atau
katalis. Semua halogen membentuk senyawa ion dengan bilangan oksidasi -1.
b.
Reaksi-reaksi halogen
·
Reaksi dengan logam
Halogen bereaksi dengan
sebagian besar logam menghasilkan halida logam dengan bilangan oksidasi
tertinggi.
Contoh:
2Al + 3Br2 → 2AlBr3
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
·
Reaksi dengan hidrogen
Semua halogen bereaksi
dengan hidrogen membentuk hidrogen halida (HX).
H2 + X2 →
2HX (X = halogen)
Fluorin dan klorin bereaksi dengan hebat
disertai ledakan, tetapi bromin dan iodin bereaksi lambat.
·
Reaksi dengan nonlogam dan metaloid tertentu
Halogen bereaksi dengan
sejumlah nonlogam dan metaloid.
Contoh:
Si + 2X2 → SiX4
2B + 3X2 → 2BX3
Reaksi dengan fosforus,
arsen, dan antimon menghasilkan trihalida jika halogennya terbatas, atau
pentahalida jika halogennya berlebihan.
Contoh:
P4 + 6Cl2 → 4PCl3
P4 + 10Cl2 → 4PCl5
·
Reaksi dengan air
Fluorin bereaksi hebat
dengan air membentuk HF dan membebaskan oksigen.
F2 + H2O
↔ 2HF + ½O2
Halogen lainnya mengalami reaksi
disproporsionasi dalam air menurut kesetimbangan sebagai berikut.
X2 + H2O
↔ HX + HXO
Dari klorin ke iodin, kesetimbangan di
atas makin ke sebelah kiri. Iodin sukar larut dalam air.
·
Reaksi dengan basa
Klorin, bromin, dan iodin
mengalami reaksi disproporsionasi dalam basa.
Contoh:
Jika klorin dialirkan ke dalam larutan
NaOH pada suhu kamar, maka akan bereaksi membentuk NaCl dan NaClO.
Cl2 (g) + 2NaOH
(aq) → NaCl (aq) + NaClO (aq) + H2O (l)
Jika larutan NaOH itu dipanaskan, maka
yang terbentuk adalah NaCl dan NaClO3.
Cl2 (g) + 6NaOH
(aq) → 5NaCl (aq) + NaClO3 (aq) + 3H2O (l)
·
Reaksi antarhalogen
Antarhalogen dapat
bereaksi membentuk senyawa antarhalogen. Reaksinya secara umum dapat dinyatakan
sebagai berikut.
X2 + nY2
→ 2XYn
Dengan Y adalah halogen yang lebih
elektronegatif dan n adalah bilangan ganjil 1, 3, 5, atau 7. Senyawa
antarhalogen paling mudah terbentuk dengan fluorin. Tipe XY7 hanya
dibentuk oleh I dengan F, yaitu IF7; bromin hanya membentuk sampai
BrF5; sedangkan klorin sampai ClF3.
c.
Daya oksidasi halogen
Halogen merupakan pengoksidasi
kuat. Daya pengoksidasi halogen menurun dari atas ke bawah pada sistem periodik
unsur, yaitu dari fluorin ke iodin. Sebaliknya, daya reduksi ion halida (X-)
bertambah dari atas ke bawah. Jadi, I- merupakan reduktor terkuat,
sedangkan F- merupakan reduktor terlemah. Daya oksidasi halogen atau
daya pereduksi ion halida dicerminkan oleh potensial elektrodanya.
F2 (g) + 2e ↔ 2F-
(aq) Eo
= +2,87 V
Cl2 (g) + 2e ↔ 2Cl-
(aq) Eo = +1,36 V
Br2 (l) + 2e ↔ 2Br-
(aq) Eo = +1,06 V
I2 (s) + 2e ↔ 2I-
(aq) Eo = +0,54 V
Sebagaimana diketahui, semakin positif harga potensial
elektroda, maka spesi itu semakin mudah mengalami reduksi, berarti merupakan
pengoksidasi kuat.
d.
Reaksi pendesakan antarhalogen
Sesuai dengan urutan daya oksidasinya
yang menurun dari atas ke bawah pada sistem periodik unsur, maka halogen yang
bagian atas dapat mengoksidasi halida yang bagian bawahnya, tetapi tidak
sebaliknya. Oleh karena itu, halogen yang bagian atas dapat mengusir/mendesak
halogen yang bagian bawah dari senyawanya.
Contoh:
Klorin dapat mendesak bromin, tetapi sebaliknya bromin
tidak dapat mendesak klorin.
Cl2 (g) + 2NaBr
(aq) → 2NaCl (aq) + Br2 (l)
Br2 (l) + 2NaCl
(aq) → (tidak ada reaksi)
Atau dalam bentuk reaksi ion berikut ini.
Cl2 (g) + 2Br-
(aq) → 2Cl- (aq) + Br2
Br2 (l) + 2Cl-
(aq) → (tidak ada reaksi)
Daftar Pustaka
Purba,
Michael. 2006. Kimia Jilid 3 untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
File dapat didownload disini :)
0 komentar:
Posting Komentar